Menurut cerita turun menurun Desa Ciketak pada jaman dahulu adalah hutan
belantara yang sama sekali tidak ada Penduduk.
Diperkirakan pada Tahun 1819 datang dua orang pengembara dari daerah Banten
wilayah paling barat didataran tanah sunda yang bernama Syeh mansur surya
mangku negara atau lebih di kenal dengan sebutang Syeh mansur surya negara dan
pangeran kiai haji Langgeng buana, dan bermukim di puncak gunung sayana atau
lebih di kenal saat ini dengan sebutan gunung mayana, Kemudia setelah sekian
puluh tahun lamanya Beliau meninggalkan tempat tersebut dan meninggalkan dua
patilasan yang Pertama di puncak gunung mayana dan yang satunya di makam
cirebon, Tapi menurut cerita isi makom
tersebut bukan jasad manusia seperti umumnya kuburan isi makom tersebut adalah pekakasnya atau benda pusaka milik mpunya,
lalu makom tersebut sampai sekarang di
beri nama dengan sebutan masing masing nama beliau. Makom makom tersebut sampai
sekarang banyak di kunjungi oleh para Peziarah dari luar daerah.
Beberapa waktu kedepan setelah tempat itu kosong datang lagi seorang pengambara yang bernama
Bah Murokab Beliau bermukim di salah satu tempat yaitu Cigula tempat dan lokasi mbah murokab berbeda Kurang
lebih Jarak 1,5 km dari lokasi makom di gunung mayana. Beliau kesehariannya
membuat gula aren, karena di sekitar tempat tersebut banyak pohon aren, atau
dengan kata lain hutan aren. Lama kemudian dia menikah dengan seorang gadis
dari sini dan diberi keturunan sehingga berkembang semakin banyak, dan makin
banyak pemukiman,maka beliau dan lainnya turun mendekati perkampungan karna
Cigula cukup jauh jaraknya.
Terbentuknya Desa Ciketak
Setelah beberapa tahun lamanya beliau merencanakan membentuk sebuah Desa
yang awal mulanya di sebut CIBONANG Yang Terdiri dari wilayah Ciketak, Bojong,
Nangka. bale Desanya bertempat di kampung Bojong. Dan entah di tahun berapa
Nangka Memisahkan diri karna jarak tempuh yang terlalu jauh dari Desa Cibonang.
Maka sejak saat itu nangka membuat desa yang sampai sekarangpun masih tetap
bernama Desa Nangka. Semenjak itu nama Desa Cibonang di rubah menjadi Desa
CIKETAK dan balai desanya pun pindah ke wilayah Ciketak, karna konon menurut
Cerita ini Ciketak Di Ambil dari kata “CI” yang artinya Cai atau Air dan “
KETAK “ yang artinya Wadah atau tempat mencetak. Yang artinya dari air nira (
Legen ) di Cetak menjadi Gula Aren. Dan sejak itu sampai sekarang Desa Ciketak
terdiri Dari dua Dusun Yaitu Kampung Bojong dan Blok Desa Ciketak.
Adapun Luas Wilayah Desa Ciketak adalah. 66.40 Ha Dengan Batas Wilayah
Yaitu :
Sebelah Utara Desa Kadugede
Sebelah Selatan Desa Kadugede
Sebelah Timur Desa Nangka
Sebelah Barat Desa Kadugede
Untuk lebih
jelasnya berikut silsilah Kepala Desa yang pernah memimpin desa Ciketak dari jaman dahulu
sampai saat ini :
1.
Bapak Murokab
2.
Bapak Boja
3.
Bapak Akil
4.
Bapak Obed (Kuwu
Bojong)
5.
Bapak Nata Dijaya
6.
Bapak Karta
atmaja
7.
Bapak Moh. Nasir
8.
Bapak E. Didi
Sukandi
9.
Bapak E. Didi
Sukandi
10.
Bapak Parman
11.
Bapak Suja
12.
Bapak Parman
Kebudayaan
Masyarakat Desa Ciketak yang ada sejak zaman dulu diantaranya ; Rudat
Wilayah
Desa
Ciketak terangkum dalam wilayah Kecamatan Kadugede.
Pada tahun 1930
Tidak ada komentar:
Posting Komentar